Sudah lama sekali tidak menulis. Sekitar 6 bulanan mungkin. Tulisan berikut ini merupakan bagian dari bab 2 tesisku, yaitu mengenai pelatihan dan tahap-tahap yang dilakukan dalam program pelatihan.
Dalam bukunya, The
Training Design Manual, Tony Bray (2006) mengartikan pelatihan sebagai “… any form of process designed to facilitate
learning in the target audience.” Pelatihan dapat diartikan sebagai
berbagai bentuk proses yang dirancang untuk memfasilitasi proses belajar pada
peserta yang menjadi target. Belajar sendiri diartikan sebagai proses yang
memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengetahuan, sikap, atau keterampilan
baru, sehingga mereka dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat mereka lakukan
sebelumnya atau dapat melakukannya dengan lebih efektif (Bray, 2006).
Menurut Furjanic dan
Trotman (2000), terdapat 4 tahap yang dilakukan dalam program pelatihan, yaitu
menilai (assess), merancang (design), melaksanakan pelatihan (deliver), dan melakukan evaluasi (evaluate).
Assess
Tahap
ini dilakukan untuk menentukan apakah pelatihan merupakan intervensi yang tepat
untuk dilakukan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika melakukan
asesmen diantaranya:
1) Siapa
yang membutuhkan pelatihan?
2) Mengapa
pelatihan dibutuhkan?
3) Apa
yang mendorong terlaksananya pelatihan tersebut?
4) Apakah
hasil pelatihan akan bisa diterapkan oleh peserta pelatihan?
5) Tantangan
apa yang akan dihadapi?
6) Apakah
melaksanakan pelatihan merupakan solusi yang realistis?
7) Apakah
masalah perlu untuk diselesaikan menggunakan pelatihan?
Design
Setelah menentukan bahwa pelatihan merupakan cara
yang tepat untuk mengatasi masalah, maka tahap berikutnya adalah merancang
pelatihan tersebut. Terdapat 7 langkah dalam proses merancang pelatihan, yaitu:
1)
Mengumpulkan
informasi.
2)
Membuat dan
menandatangani kontrak.
3)
Mengidentifikasi
keterampilan yang diharapkan dan ketarampilan yang dimiliki saat ini untuk
menentukan gap.
4)
Mengembangkan
tujuan pembelajaran.
5)
Mengumpulkan
orang yang bisa membantu.
6)
Mengembangkan
bahan presentasi, material, dan kegiatan yang akan dilakukan.
7)
Menentukan waktu
dan sumber daya yang dibutuhkan.
Deliver
Ketika
melaksanakan pelatihan, sebaiknya mempertimbangkan bagaimana orang dewasa
belajar. Menurut Malcolm S. Knowles (1996 dalam Furjanic
& Trotman, 2000) terdapat 5 panduan umum mengenai cara belajar orang
dewasa, yaitu:
1) Allow for some self-direction. Orang
dewasa perlu merasa bahwa mereka memiliki kontrol terhadap pembelajaran mereka.
2) Value their experience and build on
it.
Orang dewasa yang hadir pada pelatihan memiliki pengalaman yang kaya. Mereka
mampu dan akan menghubungkan pembelajaran baru dengan pengalaman yang sudah
mereka miliki.
3) Recognize their rediness to learn.
Orang dewasa akan siap mempelajari materi yang mereka butuhkan untuk
kepentingan praktis yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
4) Help them solve problems. Orang
dewasa belajar karena mereka tertarik untuk mendapatkan keterampilan dan
kemampuan yang mereka butuhkan untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi
sehari-hari.
5) Recognize internal motivation. Sebagian
besar orang dewasa akan lebih termotivasi oleh faktor internal daripada faktor
eksternal.
Evaluate
Menurut
Kirkpatrick & Kirkpatrick (2007), terdapat 4
tahap dalam mengevaluasi program pelatihan, yaitu evaluasi reaksi (reaction), evaluasi pembelajaran (learning), evaluasi perilaku (behavior), dan evaluasi hasil (result).
1) Reaction
Evaluasi
pada level ini mengukur bagaimana partisipan pelatihan memberikan reaksi.
Dikemukakan juga sebagai pengukuran kepuasan peserta (a measure of customer satisfaction).
2) Learning
Learning
didefinisikan sebagai tingkatan perubahan sikap, penambahan wawasan dan
pengetahuan, dan/atau peningkatan keterampilan (skills) sebagai hasil mengikuti program. Learning terjadi ketika 1 atau beberapa hal ini muncul:
- Perubahan
sikap
- Penambahan
wawasan (pengetahuan)
- Peningkatan
keterampilan (skills)
3) Behavior
Behavior
didefinisikan sebagai tingkatan di mana perubahan perilaku muncul karena
partisipan mengikuti program pelatihan. Untuk memunculkan suatu perubahan,
terdapat 4 syarat yang diperlukan:
·
Orang memiliki keinginan untuk berubah.
·
Orang mengetahui apa yang dilakukan dan
bagaimana melakukannya,
·
Orang melakukannya dalam iklim yang
sesuai.
·
Orang diberi penghargaan atas
perubahannya.
4) Result
Result
dapat didefinisikan sebagai hasil akhir karena partisipan menghadiri program
tersebut.
Sumber:
- Bray, T. (2006). The Training Design Manual: The Complete
Practical Guide To Creating Effective And Successful Training Programmes.
London and Philadelphia: Kogan Page.
- Furjanic, S. W., & Trotman, L. A. (2000). Turning
Training Into Learning: How to Design and Deliver Programs That Get Results.
United States of America: AMACOM.
- Kirkpatrick, D. L., & Kirkpatrick, J. D. (2007). Implementation
the Four Levels: A Practical Guide for Effective Evaluation of Training
Programs. Berrett-Koehler Publishers.
Jumat, 29 April 2016
14:15 waktu laptopku
_Vani_