Thursday, February 20, 2014

Berbagi Cerita, Membangun Inspirasi

Rabu, 19 Februari 2014 lalu, kami, tim relawan Kelas Inspirasi Bandung berbagi mengenai berbagai profesi yang dijalani kepada anak-anak SD. Saat itu, aku dan 10 orang lainnya mengisi di SDN Sukajadi 3, Bandung.

Berbagi dengan anak-anak SD ini memberikan pengalaman dan pembelajaran tersendiri. Cape secara fisik. Itu pasti. Bahkan, untuk orang yang terbiasa mengisi pelatihan dan pembelajaran orang dewasa indoor maupun outdoor seperti aku. Kemarin adalah kedua kalinya suaraku habis sebelum tugas mengisi kelas selesai. Pertama kalinya saat mengisi di PAUD saat KKN.

Kelas pertama yang kuisi adalah anak-anak kelas 2. Awalnya, mereka terlihat diam dan "kalem". 20 menit berikutnya, anak-anak aktif sekali dan butuh effort lebih untuk mengatur mereka. Hasilnya, keluar dari kelas 2, suaraku mulai habis. Kelas berikutnya adalah anak-anak kelas 5. Untungnya, mereka kooperatif, sehingga suara yang sangat minim itu masih dapat dimanfaatkan untuk berbagi bersama mereka. Kelas berikut adalah kelas 4. Kelas yang sangat aktif. Dengan ruang kelas yang sangat sempit, membuat anak-anak jadi semakin banyak bergerak. Butuh effort yang sangat bersar untuk mengelola kelas dengan suara yang sudah habis. Istirahat 20 menit setelah itu ternyata cukup membantu untuk mengembailkan suaraku, sehingga kelas 3 yang kuisi berikutnya dapat difasilitasi dengan lebih baik. Ditambah lagi dengan sangat kooperatifnya anak-anak dari kelas ini, sehingga lebih banyak pembelajaran yang bisa dibagi.



Secara psikologis, senang. Senang banget. Senang bisa bertemu anak-anak ini. Senang bisa saling berbagi dengan mereka. Senang bisa bekerja sama dengan tim yang saling support.

Tidak hanya membagi apa yang kumiliki. Aku justru mendapatkan lebih banyak hal dari anak-anak dan teman-teman sesama relawan. Tidak hanya mendapatkan pengalaman, tapi juga mendapatkan berbagai pembelajaran dan inspirasi.

Dari anak-anak, aku belajar bahwa sekarang mereka semakin berkembang. Cita-cita mereka tidak hanya terbatas pada dokter, guru, polisi, dan tentara seperti zamanku dulu. Mereka sudah mulai memiliki cita-cita yang beragam. Ada yang ingin menjadi pemain bola, uztad, astronot, dokter gigi, psikolog, psikiater. Bahkan, di kelas yang lebih tinggi, ada anak yang ingin menjaid arkeolog, sebuah profesi yang bahkan jarang didengar oleh orang-orang dewasa pada umumnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin beragam pula cita-cita yang dimiliki.

Pelajaran dan inspirasi lain aku peroleh dari anak kelas 3 SD. Seorang perempuan yang ingin menjadi pemain bola. Meskipun ditertawakan oleh teman-temannya, ia tetap percaya diri berbagi mengenai cita-citanya tersebut. Ya, tidak sedikit orang yang memilih diam jika ia berbeda dengan yang lain. Namun, anak ini memilih untuk berbagi. Mengingatkanku untuk lebih percaya pada diriku sendiri. Mengingatkanku untuk tidak malu meskipun berbeda dari yang lain.

Bukankah perbedaan itu diciptakan untuk saling melengkapi? Hehe...
Berbeda bukan lebih buruk dari yang lain kan.. Bahkan, tidak jarang perbedaan dan keunikan itu yang menjadikan seseorang atau sesuatu menjadi lebih berarti.

Dari teman-teman relawan, baik yang menjadi inspirator, dokumenter, maupun panitia, aku belajar mengenai ketulusan. Ketulusan untuk saling berbagi. Banyak effort yang harus dikeluarkan untuk mengisi di hari inspirasi ini. Mulai dari persiapan, hari H, hingga penutupan yang berbentuk e-book laporan. Mulai dari fisik, waktu, finansial, dan effort lainnya. Tidak ada yang mengeluh. Tidak ada yang marah. Tidak ada yang menolak untuk melakukan sesuatu.

Teman-teman justru menawarkan dirinya. Menawarkan untuk membantu apa yang bisa mereka bantu. Ada yang menawarkan untuk menjadi ketua kelompok yang mengkoordinir kami semua. Ada yang menawarkan diri untuk membuat berbagai dekorasi. Ada yang menawarkan membawakan konsumsi untuk kita semua. Ada yang menawarkan untuk meminjamkan berbagai peralatan yang dimilikinya. Dan sebagainya.

Semuanya dilakukan di sela-sela kesibukan yang dimiliki. Sambil tetap melakukan aktivitas di profesi masing-masing.

Dari kelas inspirasi ini, aku pun belajar dan terinspirasi bahwa ternyata banyak sekali orang-orang yang peduli pada pendidikan di Indonesia. Banyak sekali orang-orang yang ingin anak-anak Indoensia lebih maju. Tidak hanya ingin, bahkan tidak sedikit dari mereka yang sudah membuat sesuatu.

Ada yang sudah membuat sekolah untuk anak-anak tidak mampu secara ekonomi. Ada yang membuat pelatihan bagi anak-anak yang memiliki kekurangan secara fisik. Ada yang membuat program untuk mempersiapkan anak-anak SMA ke Perguruan Tinggi. Dan banyak kegiatan sukarela lainnya yang telah mereka lakukan.

Kegiatan Kelas Inspirasi ini memberikanku banyak pengalaman, pembelajaran, serta inspirasi. Tidak hanya saling berbagi cerita dengan anak-anak dan teman-teman relawan, tetapi juga membangun inspirasi dari mereka.

Terima kasih untuk kesempatannya.
Terima kasih atas kerja samanya.
Terima kasih atas pengalaman, pembelajaran, serta inspirasi yang justru lebih banyak aku dapatkan daripada yang aku berikan..

Terima kasih untuk semuanya... ^_^

Bandung, 20 Februari 2014
13.44 waktu laptopku

_Vani_

No comments:

Post a Comment