Tuesday, July 8, 2014

Ranah Psikomotor Taksonomi Bloom

Ranah psikomotor adalah ranah yang berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Dengan demikian, maka ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan seluk beluk yang terjadi karena adanya koordinasi otot-otot oleh pikiran, sehingga diperoleh tingkat keterampilan fisik tertentu.
Ranah ini juga disusun secara bertingkat, yaitu sebagai berikut:
1.      Gerakan seluruh tubuh (gross body movement)
Gerakan seluruh tubuh adalah perilaku seseorang dalam suatu kegiatan yang memerlukan gerakan fisik secara menyeluruh.
2.      Gerakan yang terkoordinasi (coordination movements)
Gerakan yang terkoordinasi adalah gerakan yang dihasilkan dari perpaduan antara fungsi salahsatu lebih indera manusia dengan salah satu anggota badan.
3.      Komunikasi nonverbal (nonverbal communication)
Komunikasi nonverbal adalah hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau isyarat, misalnya isyarat, dengan tangan, anggukan kepala, ekspresi wajah, dan lain-lain.
4.      Perilaku berbicara (speech behavior)
Perilaku berbicara dalam hal-hal yang berhubungan dengan koordinasi gerakan tangan atau anggota tubuh lainnya dengan ekspresi dan kemampuan berbicara.

Sumber:
Zaini, Hisyam, dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga.

Bandung, 8 Juli 2014
00:40 waktu laptopku

_Vani_

Ranah Afektif Taksonomi Bloom

Ranah afektif ini juga disusun secara bertingkat seperti di bawah ini.
1.      Perimaan (receiving)
Penerimaan menunjuk pada kesediaan peserta untuk mengikuti fenomena atau stimulus tertentu. Dari aspek pengajaran, penerimaan (receiving) ini dapat dilihat dalam memperoleh, mempertahankan, dan mengarahkan perhatian. Hasil belajar untuk level ini bergerak dari kesadaran yang sederhana sampai pada perhatian tertentu.
2.      Partisipasi (responding)
Partisipasi menunjukkan pada partisipasi aktif dari peserta. Pada level ini, peserta tidak hanya hadir dan memperhatikan, tetapi juga memberikan reaksi. Hasil belajar pada level ini menekankan pada kesiapan memberikan respon, seperti membaca materi yang ditugaskan, kesukarelaan dalam merespon, atau merasa senang dalam memberikan respon.
3.      Penentuan sikap (value)
Level ini berhubungan dengan nilai yang melekat pada peserta terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Level ini bergerak dari penerimaan yang paling rendah pada suatu nilai sampai kepada level komitmen yang lebih kompleks. Penilaian itu didasari pada internalisasi seperangkat nilai-nilai tertentu, tetapi tanda-tanda dari nilai itu terlihat pada perilaku peserta yang nyata. Hasil belajar untuk level ini dapat diidentifikasi secara jelas dan berkenaan dengan perilaku yang konsisten dan stabil dalam membuat nilai. Dalam tujuan pembelajaran, kondisi ini sering disebut dengan istilah sikap dan penghargaan.
4.      Organisasi (organization)
Organisasi yang dimaksudkan disini ialah menggabungkan beberapa nilai yang berbeda-beda, menyelesaikan konflik di antara nilai-nilai tersebut, serta membantu sistem nilai yang konsisten secara internal. Oleh karena itu, penekanannya berada pada membandingkan, menghubungkan, dan mensintesiskan nilai-nilai itu. Hasil belajar untuk level ini berkenaan dengan konseptualisasi nilai atau pengorganisasian sistem nilai. Dalam tujuan pembelajaran dikenal dengan istilah pengembangan filsafat hidup.
5.      Pembentukan pola (characterization by a value or a value complex)
Pada level kelima, seseorang sudah mempunyai sistem nilai yang mengendalikan perilakunya dalam waktu yang cukup lama sehingga membentuknya menjadi sebuah karakter gaya hidup. Oleh karena itu, perilaku bersifat perpasif, konsisten dan dapat diprediksi. Hasil belajar pada level ini meliputi rentang aktivitas yang banyak, tetapi yang pokok terlihat pada perilaku yang sudah menjadi tipikal atau karakternya.


Sumber:
Zaini, Hisyam, dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga.



Bandung, 8 Juli 2014
00:35 waktu laptopku

_Vani_

Ranah Kognitif Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom terbagi dalam 3 ranah, yaito kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada tulisan ini, akan dibahas mengenai ranah kognitif. Ranah ini disusun secara bertingkat, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling sulit, yaitu sebagai berikut.

1.      Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan didefinisikan sebagai suatu ingatan terhadap materi yang telah dipelajari. Hal ini meliputi ingatan terhadap jumlah materi yang banyak, dari fakta-fakta yang khusus hingga teori-teori yang lengkap.
2.      Pemahaman (comprehension)
Pemahaman diartikan sebagai suatu kemampuan menangkap makna suatu bahan ajar. Hal itu dapat diperlihatkan dengan cara menerjamahkan bahan dari suatu bentuk ke bentuk yang lain, menafsirkan bahan (menjelaskan atau meringkas), dan memperkirakan trend masa depan.
3.      Penerapan (application)
Penerapan yang dimaksudkan menunjuk pada kemampuan menggunakan bahan ajar yang telah dipelajari pada situasi yang baru dan konkret.
4.      Analisis (analysis)
Analisis menuntut suatu kemampuan memilah-milah suatu bahan pada bagian-bagian komponennya sehingga struktur bahan tersebut dapat dipahami. Hal itu meliputi identifikasi bagian-bagiannya, analisis hubungan antara bagian-bagian itu, dan pengenalan terhadap prinsip-prinsip pengorganisasian unsur yang terkait.
5.      Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk menghimpun atau menyatukan bagian-bagian atau elemen-elemen untuk membentuk pola baru.
6.      Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merujuk pada kemampuan untuk memutuskan atau menentukan nilai suatu materi untuk suatu tujuan yang telah ditentukan.

Sumber:
Zaini, Hisyam, dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga.


Bandung, 8 Juli 2014
00:30 waktu laptopku

_Vani_