Friday, June 5, 2015

Laskar Kunyit

Hanya 2 bulan bersama 20 orang teman-teman kelas 2 SD ini, tapi aku sudah sayang pada mereka. Dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka. Dengan segala kunikan yang mereka miliki. The hardest thing is saying goodbye to them. Memberikan pesan-pesan pada mereka. Dan mendengarkan pesan-pesan mereka untukku. :(

Mereka juga memberikan karya berikut ini padaku sebagai ucapan perpisahan.

Karena tidak ada namanya, aku tak tahu siapa yang membuat pesan di atas pada foto pertama ini. Mungkin aku bisa menebak, tapi aku tak yakin. Ya sudahlah.. :D
Karya di bawahnya dibuat oleh seorang anak yang sangat centil dan senang berakting. Sering sekali ia akting menangis, hingga aku pun tak tahu kapan ia benar-benar menangis. Anak yang di hari terakhirku di sana memintaku untuk mengantarkannya ke depan sekolah sebelum pulang.


Karya yang di atas pada foto kedua ini dibuat oleh Sang Kakak dari kembar yang ada di kelas ini. Penggemar games yang menurutku seram ini cukup jarang berbicara. Namun ketika dapat kesempatan untuk mengobrol personal, ia sering kali bercerita panjang lebar sambil tertawa. Meskipun masih cukup kesulitan untuk membedakannya dengan saudara kembarnya saat mereka berada di tempat terpisah, tapi aku mulai bisa mengenali mereka. Kembar pertama yang cukup berhasil aku bedakan diantara semua kembar yang pernah aku kenali. :D
Karya di bawah pada foto ke-2 ini dibuat oleh salah seorang anak yang mempersilahkanku untuk duduk di sebelahnya ketika pertama kali aku datang ke kelas itu. Anak yang cukup unik. Pada beberapa kesempatan ia berusaha menarik perhatian dengan berperilaku berlebihan. Aku cukup penasaran untuk melakukan intervensi pada anak ini, namun memang bukan prioritas pertama. Semoga beberapa tahun ke depan ia dapat tumbuh menjadi lebih baik.

Foto di atas pada gambar ke-3 ini dibuat oleh anak yang sangat peduli pada waktu, kapan saatnya masuk kelas, kapan saatnya istirahat, kapan saatnya pulang. Ia bahkan dapat dengan tepat menuliskan menit meskipun jarum panjang jam berada diantara angka-angka. Anak yang sering kali menanyakan mengenai aturan dan kebijakan, namun segera menerima begitu mendapatkan penjelasan mengenai alasan adanya kebijakan tersebut. Sekilas ia terlihat kasar, namun pada dasarnya ia sangat patuh.
Anak yang membuat karya di bawah pada foto ke-3 ini pada awalnya sangat menghindari untuk berada di dekatku. Salah satu anak yang cukup sulit untuk kudekati. Namun beberapa minggu belakangan ia cukup sering mendekat karena salah seorang temannya cukup sering di dekatku. Anak yang punya keinginan berbicara dan didengarkan yang cukup besar meskipun terkadang ia lupa untuk mendengarkan orang lain. Anak yang cerdas dengan banyak pengetahuan sains. 

Anak yang membuat karya di atas pada foto ke-4 ini adalah anak yang menurutku berani dan mampu menantang dirinya. Tampaknya ia tidak mudah untuk berbicara atau tampil di depan umum, namun ia sering kali melakukannya untuk menarik perhatian. Satu-satunya anak yang menggunakan kata "saya" ketika berbicara informal, bukan menyebut dirinya dengan nama seperti anak-anak lainnya. Anak yang mengimajinasikan 2 spidol sebagai "sepasang suami istri" di saat teman-temannya mengimajinasikan benda-benda mati khas anak-anak. :D
Gambar di bawah pada foto ke-4 ini dibuat oleh anak yang hampir selalu terlihat tersenyum manis di situasi apapun, terutama ketika ia berbicara. Pembicaraan yang waktu itu mendekatkanku dengan anak ini adalah pembicaraan mengenai hal-hal menyeramkan yang pernah ia lihat, dengar, atau alami. Saat itu ia sedang mengobrol bersama temannya, dan tidak lama kemudian temannya tersebut mengajakku untuk ikut serta mengobrol bersama mereka.

Anak yang membuat gambar di atas pada foto ke-5 ini adalah anak baru di kelas tersebut. Ketika aku baru datang, ia baru saja mendapatkan seragamnya setelah beberapa waktu di sana. Anak yang senang sekali bercerita mengenai hal-hal di sekitarnya, makanan kesukaannya, kakeknya, neneknya, ibunya. Anak yang ceria. Salah satu anak yang memelukku lama ketika aku berpamitan pada mereka.
 
Pada awalnya, aku tidak mengetahui bagaimana cara mendekati anak yang membuat gambar di bawah pada foto ke-5 ini. Namun seiring berjalannya waktu, anak ini menjadi dekat padaku. Ia sering kali bertanya hal-hal personal mengenaiku yang tidak pernah ditanyakan oleh teman-temannya, seperti darimana aku berasal, dimana rumahku, bahasa apa saja yang aku kuasai, keluargaku, dan sebagainya. Satu-satunya anak yang membuat pesan yang sangat panjang untukku pada karyanya. Anak yang pertama kali memelukku dalam waktu lama saat aku pamit. Anak yang membuatku jadi menangis saat berpisah dengan mereka. 

Gambar di atas pada foto ke-6 ini dibuat oleh anak yang menurutku sangat ramah dan dewasa sesuai usianya. Ia sangat ceria. Ia juga tetap bisa mengingatkan teman-temannya, bahkan orang yang lebih tua darinya dengan cara yang baik dan dapat diterima orang lain. Ia adalah anak yang pertama kali mengajakku berkenalan saat pertama aku datang ke kelas mereka. Anak yang saat itu pernah bertanya, "Jadi, Kakak belum tentu akan mengajar kami?" "Kami ingin Kakak mengajar kami seterusnya." Ia bahkan menuliskan hal itu pada pesan di karyanya. Ia juga mengatakan pesan yang cukup dewasa menurutku. "Terima kasih sudah meringankan Kak ... dan Kak ..." dan beberapa pesan dan doa baik yang ia sampaikan. Salah satu anak yang juga memelukku lama saat kami berpisah.
Anak yang membuat karya di bawah pada foto ke-6 ini pada dasarnya adalah anak yang cukup pendiam. Ia tidak begitu banyak bicara dan jarang menghampiri terlebih dahulu. Namun ia disukai oleh teman-temannya. Teman-temannya mengatakan bahwa ia adalah anak yang paling cantik di kelas mereka, meskipun ia tidak merasa sebagai anak yang paling cantik di kelas. 

Anak yang membuat karya di atas pada foto ke-7 ini adalah salah satu anak yang paling sering aku dekati atau mendekatiku karena ada masalah. Entah karena ia berantem dengan temannya, ia berlaku kasar pada temannya, temannya menyalahkannya, bahkan ketika temannya tak mau berteman dengannya karena dilarang orangtua temannya itu. Sekali-kalinya ia menghampiriku untuk mengucapkan terima kasih kerena telah diberikan makanan, aku kaget. Anak yang yang paling sering menjadi bahan ceritaku ketika aku pulang ke kosan. Berawal dari penasaran karena dikatakan bahwa anak ini sulit didekati. Lama kelamaan jadi terbiasa untuk memperhatikan dan mendekatinya.
Anak yang terlihat kasar dan kokoh, namun ternyata sensitif. Anak yang tampaknya masih kesulitan untuk berurusan dengan perasaan, sehingga ia sering kali memilih untuk kabur daripada menyelesaikan masalah perasaan tersebut. Bahkan ketika aku berpamitan pun, ia tidak mengatakan apa pun, sementara teman-temannya yang lain menyampaikan berbagai pesan. Ia hanya duduk di sebelahku, melakukan berbagai kontak fisik yang sebelumnya hampir tidak pernah ia lakukan, mulai dari duduk sangat dekat denganku, melompat-lompat dengan menumpukan tangan di pahaku, bahkan tiba-tiba duduk di paha kiriku. Ia hanya menatap wajahku ketika aku berbicara atau mendengarkan teman-temannya berbicara, namun ia tidak mengatakan apa-apa. Ia bahkan tidak toss sebelum ia pulang. Anak yang terkadang membuatku merasa "bercermin" jika mengamati perilakunya, namun versi laki-laki yang tampak lebih tangguh, kokoh, dan keras.
Karya di bawah pada foto ke-7 dibuat oleh anak laki-laki yang terlihat paling kecil di kelas. Ia juga sering kali terlihat mengantuk dan lemas karena sering duduk dengan bersandar pada orang-orang di sebelahnya. Ketika berpendapat, ia dapat memberikannya dengan tajam dan tepat, serta tidak terlalu panjang. Anak yang sering sekali minta dipangku atau digendong, serta sering bercerita mengenai dirinya dan sekitarnya. Ia juga sangat menyukai sesuatu yang seram. Ia bahkan pernah membuat pintu pada tempat pensil warnanya dan memintaku membuka pintu itu. Setelah aku membunyikan bel dan pintu dibuka, ia mengeluarkan "hantu" selotip kertas dari dalam tempat pensil warna itu. :D
Pesan berbeda yang ia sampaikan ketika aku berpamitan adalah "Semoga Kakak bisa segera berkumpul dengan keluarga. Semoga Kakak hidup lebih lama. Lebih dari seratus tahun." :D Ia juga menuliskan pesan unik pada karyanya. Pesan yang tidak dituliskan anak-anak lain. "Selamat melanjutkan hidupmu," begitu tulisnya. ^_^ Iya, aku akan melanjutkan hidupku. Menyelesaikan segala hal di depan mata yang belum terselesaikan. Dan memulai petualangan baru. Selamat melanjutkan hidupmu juga.

Sepertinya anak yang membuat karya pada foto ke-8 ini lupa menuliskan namanya. Namun sepertinya aku mengetahui siapa yang membuatnya. Anak yang cukup sering mendekatiku, namun tidak terlalu banyak bicara. Bahkan ketika berbicara di kelas pun, terkadang ia masih mengeluarkan suara yang kecil sehingga sulit didengar. Anak yang terlihat paling besar diantara teman-teman perempuannya. Anak yang terlihat lucu sekali ketika ia duduk dengan posisi siap karena ia menarik bahunya terlalu ke belakang. Salah satu anak yang pertama kali dekat padaku saat awal aku datang ke kelas mereka.
Anak yang membuat karya di bawah pada foto ke-8 ini adalah anak yang pertama kali mengajakku berkegiatan pada waktu mereka istirahat. Saat itu ia memintaku untuk melihat baling-baling yang sedang ia latih. Anak yang berbicara dengan tempo yang sangat cepat, sehingga aku butuh berkonsentrasi agar dapat memahaminya. Anak yang cukup kesulitan untuk menatap mata orang yang diajaknya berbicara. Anak yang mengajakku ke Eiger bersamanya. Dan karena waktu itu belum jadi pergi bersama, saat perpisahan, ia membuatku berjanji untuk pergi ke Eiger bersamanya. Janji yang mungkin akan sulit ditepati. Tapi semoga tetap bisa ditepati. :)

Ada 5 anak lagi yang belum aku sebutkan. 1 diantaranya adalah yang membuat karya pada foto pertama.
  1. Anak perempuan yang juga akan segera meninggalkan teman-temannya begitu teman-temannya naik ke kelas 3. Sampai sekitar 1 bulan lalu, anak ini masih sering diam dan jarang sekali berbicara atau berbicara dengan suara kecil. Namun beberapa waktu terakhir, ia cukup sering berbicara dengan suara yang cukup keras.
  2. Anak yang sering kali membutuhkan waktu paling lama untuk menyelesaikan tugasnya bila dibandingkan teman-temannya. Ia dapat membuat gambar dengan bagus yang juga diakui oleh teman-temannya.
  3. Anak yang hampir setiap Kamis selama beberapa minggu belakangan aku dampingi untuk membaca. Anak yang tampak tidak sabar dan mudah teralih perhatiannya. Meskipun begitu, ia terlihat memiliki banyak pengetahuan dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Anak yang sering sekali tersenyum. Ia juga mengatakan bahwa ketika aku tersenyum, pipiku terlihat tembem. :)
  4. Adik dari si kembar. Sama seperti kakaknya, ia juga tidak begitu banyak berbicara ketika di kelas. Ia juga berbicara dengan suara kecil. Pertama kali mengobrol bersama anak ini adalah ketika ia ikut bercerita mengenai binatang peliharaannya. Ia terlihat antusias menceritakan binatang peliharaannya tersebut. Anak yang cubby. Meskipun terkadang terlihat tidak begitu suka jika pipinya dicubit temannya, namun ia hampir tidak pernah mengeluh mengenai hal itu.
  5. Anak yang sering kali salah dimengerti oleh kakak-kakak. Anak yang tidak mau mengadu seperti teman-temannya yang lain. Ia memilih untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Namun jadi sering disalahkan karena temannya mengadukan kesalahannya, padahal kesalahan tersebut tidak sepenuhnya miliknya. Anak yang ketika berbicara biasanya menggunakan "aku" untuk menyebutkan dirinya, saat aku pamitan tadi ia menggunakan namanya untuk menyebutkan dirinya. Anak yang sering kali marah ketika diingatkan itu tadi meminta maaf karena ia sering marah saat diingatkan, padahal saat itu aku tidak ingat mengenai hal itu. Anak yang ingat mengenai hal-hal kecil yang aku lakukan ketika bersama mereka, seperti mendampingi ketika mereka ujian. Anak yang masih impulsif untuk mengeluh setiap kali ia merasa tidak nyaman. Anak yang mengingatkanku pada adik bungsuku. ^_^
Tak pernah terpikir kalau berpisah dengan mereka akan menjadi berat bagiku. Tak pernah berpikir bahwa bergaul dalam waktu 2 bulan ini memberikan kesan yang sangat mendalam untukku. Tak dapat dipungkiri bahwa diantara semua orang yang aku kenali selama 2 bulan ini, merekalah orang-orang yang paling dekat denganku. Dengan segala kepolosan mereka. Dengan segala kejujuran dan spontanitas yang mereka miliki.

Dan aku disadarkan kembali mengapa aku mengambil jurusan yang berhubungan dengan anak-anak ini. Karena memang pada dasarnya perhatian dan kesukaanku adalah pada anak-anak.

Aku akan sangat merindukan kebersamaan dengan mereka. Tapi bukankah aku tetap harus melanjutkan hidupku seperti yang diungkapkan oleh salah seorang anak? Mereka pun harus melanjutkan hidup mereka.
Mungkin karena hanya sebentar, aku masih penasaran. Aku masih melihat hal-hal baik dari mereka. Aku masih menikmati bersama mereka. Mungkin jika waktunya terlalu lama, aku akan lelah dan bosan. Mungkin memang waktunya tepat. Di saat memori dan kebersamaan terbaik. Di saat aku masih penasaran dan bersemangat. Sebelum aku merasa lelah dan bosan. ^_^
Sekali lagi, terima kasih untuk semua kebersamaan. Terima kasih untuk semua kerja sama. Terima kasih telah belajar dan bermain bersama. Terima kasih untuk semuanya.
Semoga mereka berkembang menjadi anak-anak yang lebih baik lagi. Doa yang terbaik untuk mereka... ^_^

Jumat, 05 Juni 2015
01:32 waktu laptopku
_Vani_

No comments:

Post a Comment