Sunday, March 16, 2014

Agresi

Agresi dapat didefinisikan sebagai perilaku yang menyebabkan diri sendiri atau orang lain terluka. Luka tersebut dapat berbentuk psikologis maupun fisik.

Unprovoked aggression dapat diartikan bahwa anak berusaha untuk menguasai teman-teman sebayanya melalui penyerangan fisik maupun serangan verbal. Bentuk penyerangan fisik misalnya memukul, menggit, menendang, melemparkan barang-barang, mendorong, dan meludahi. Bentuk serangan verbal misalnya memanggil dengan nama yang jelek, mengejek, mengatakan kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan, memerintah, menghina, senang bertengkar, dan mengancam.

Anak yang terus menerus dan terlalu sering memperlihatkan perilaku agresif cenderung impulsif, mudah marah, belum matang, tidak dapat mengungkapkan perasaannya, dan berorientasi tindakan. Selain self-centered, anak yang agresif memiliki kesulitan untuk menerima kritik dan frustrasi.

Anak yang memiliki IQ rendah cenderung untuk menampilkan perilaku agresif. Hal ini mungkin karena cara memecahkan konflik atau menyelesaikan masalah yang lebih halus dan rumit sulit dipelajari oleh mereka.

Antara usia 3 sampai 7 tahun, anak menjadi semakin baik dalam mengontrol agresi mereka.
Anak 2 tahun mungkin akan menyelesaikan perselisihan dengan memukul anak lain menggunakan benda.
Anak usia 4 tahun lebih cenderung untuk berdebat dengan orang lain untuk menyelesaikan perselisihan, minimal beberapa kali.
Pada usia 8-9 tahun, anak secara wajar akan terkontrol dengan baik, meskipun pertengkaran yang hebat dan singkat masih mungkin terjadi.


Kecenderungan munculnya perilaku agresif  yang berlebihan (baik secara fisik maupun verbal) pada anak laki-laki maupun anak perempuan cenderung sama. Penelitian menunjukkan bahwa 1% dari anak-anak yang berusia 10 tahun terus menerus menampilkan overaggressive.


Sumber:
Schaefer, C.E. & Millman, H.L. 1981. How to Help Children with Common Problem. New York: Van Nostrand Reinhold Vompany.


Bandung, 16 Maret 2014
18:38 waktu laptopku

_Vani_

No comments:

Post a Comment