Wednesday, March 12, 2014

Karakteristik Individu dengan Mild Intellectual Disability

a.       Speech and Language Characteristics
Masalah bicara (speech) dan bahasa (language) lebih sering terjadi pada individu dengan intellectual disability karena kemampuan kognitif dan perkembangan bahasa sangat berhubungan (Bernstein & Tiegerman, 1993; Warren & Abbeduto, 1992 dalam Beirne-Smith et al, 2006).
Masalah bicara yang sering ditemui diantaranya kesulitan dalam artikulasi, suara, dan gagap (Hardman, Drew, & Egan, 1996 dalam Beirne-Smith et al, 2006). Gangguan bahasa (language disorders) yang biasanya menyertai intellectual disability adalah keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan kosa kata aktif (active vaocabulary) yang terbatas (Spradlin, 1968 dalam Beirne-Smith et al, 2006).

b.      Atensi
Biasanya, individu yang mengalami keterbelakangan memiliki kesulitan dengan atensi. Beberapa penelitian menghubungkan kesulitan ini dengan perbedaan dalan kapasitas memproses informasi (information processing). Penelitian lain mendeskripsikannya sebagai masalah dalam konsentrasi atau memori (Beirne-Smith et al, 2006).
Penelitian Zeaman dan House (1963 dalam Beirne-Smith et al, 2006) menunjukkan bahwa individu yang mengalami intellectual disability berbeda dengan individu lain dalam selective attention. Mereka kurang mampu mempersepsikan, memilih, dan mengelompokkan stimulus yang relevan, serta kurang mampu mengabaikan stimulus yang tidak relevan (Cha, 1992; Cha & Merril, 1994; Eriksen & Yeh, 1985, dalam Beirne-Smith et al, 2006).
Hasil penelitian mengenai sustained attention mengindikasikan bahwa individu dengan intellectual disability memperlihatkan penurunan kewaspadaan secara cepat ketika mengerjakan tugas bila dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami intellectual disability (Tomporowsky 7 Simpson, 1990 dalam Beirne-Smith et al, 2006). Para peneliti menyimpulkan bahwa perbedaan ini berhubungan dengan perbedaan dalam kemampuan memproses informasi (Tomporowsky & Hager, 1992 dalam Beirne-Smith et al, 2006).

c.       Observational Learning

Observational learning adalah belajar melalui demonstrasi yang dilakukan oleh orang lain. Termasuk ke dalam observational learning diantaranya modeling, initation, dan learning through imitation. Individu dengan intellectual disability memiliki kecenderungan untuk diarahkan dari luar atau melihat pada orang lain untuk mendapatkan cues (isyarat) atau arahan dalam menyelesaikan masalah (problem solving) (Turnure & Zigler, 1964 dalam Beirne-Smith et al, 2006). Hal ini mengindikasikan bahwa modeling dapat digunakan secara efektif untuk mempelajari atau mengubah perilaku.


Sumber:
Beirn-Smith, Mary, James R. Patton, & Shannon H. Kim. 2006. Mental Retardaton: An Introduction To Intellectual Disabilities, 7th edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.


Bandung, 12 Maret 2014
22:44 waktu laptopku

_Vani_

No comments:

Post a Comment