Monday, March 17, 2014

Pesan Saya (I-Messages)

Ketika orang tua merasa marah, frustrasi, atau terganggu dengan pperilaku anak, orang tua dapat menyampaikan perasaannya dengan baik melalui Pesan-Saya, bukan mengomel, berteriak, atau mengkritik.

Pesan-Saya mengandung 3 bagian, yaitu:
1.       Pernyataan yang jelas mengenai apa yang dirasakan orang tua,
2.       Pernyataan perilaku yang menyebabkan orang tua merasakan hal itu, dan
3.       Pernyataan yang menjelaskan mengapa perilaku itu mengesalkan orang tua.

Orang tua membutuhkan waktu untuk menganalisis perasaan mereka dan lebih menyadari apa yang mereka rasakan. Gordon (dalam Books, 2011) menunjukkan bahwa sering kali ketia orang tua membicarakan kemarahannya pada anak, orang tua sebenarnya merasa kecewa, takut, frustrasi, atau terluka. Orang tua yang telah belajar menggunakan Pesan-Saya yang tepat cenderung jarang salah dalam menempatkan kemarahan dan menggunakan anak sebagai kambing hitam.

Apa yang harus dilakukan orang tua jika anak tidak memperhatikan Pesan-Saya?
Pertama, pastikan anak dapat memperhatikan Pesan-Saya. Jangan mencoba menyampaikan perasaan ketika anak sedang terburu-buru atau sibuk tenggelam dalam kegiatan lain.
Jika Pesan-Saya diabaikan, katakan pesan lain yang lebih kuat dengan nada bicara yang lebih tegas.

Kadang, anak merespon Pesan-Saya dengan Pesan-Saya. Misalnya, ketika orang tua menunjukkan kekesalan karena rumput tidak dipotong, anak perempuan mungkin menyatakan bahwa ia kesal karena memotong rumput mengganggu kegiatan setelah sekolahnya. Pada titik ini, orang tua harus “mengganti perneling”, seperti ditekankan yang Gordon (dalam Books, 2011), dan merefleksikan kembali rasa frustrasi anak dengan mendengar aktif.

Pesan-Saya memiliki beberapa manfaat, diantaranya:
1.    Ketika orang tua menggunakan Pesan-Saya, mereka mulai menganggap kebutuhan anak dengan serius. Proses ini menguntungkan dalam semua hubungan keluarga karena orang tua merasa lebih bebas –lebih menjadi dirinya sendiri –dalam semua area kehidupan.
2.    Anak mempelajari reaksi orang tua, yang mungkin belum mereka pahami hingga munculnya Pesan-Saya.
3.    Anak mendapat kesempatan mengatasi masalah dalam merespon Pesan-Saya. Bahkan, anak balita dan prasekolah pun memiliki ide, tidak hanya bagi diri mereka sendiri tetapi juga bagi orang lain. Mereka memikirkan hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian orang tua.
4.    Pesan-Saya dapat menunjukkan apresiasi. “Saya merasa senang ketika kamu membantu saya mencuci piring karena setelah ini kita memiliki waktu untuk berbelanja keperluan sekolahmu.”
5.    Pesan-Saya juga bermanfaat dalam mencegah masalah dan membantu anak melihat bahwa orang tuanya memiliki kebutuhan juga.

Pesan ini diistilahkan dengan Pesan-Saya Preventif. Pesan ini menunjukkan keinginan dan kebutuhan orang tua di masa mendatang dan memberi kesempatan pada anak untuk meresponnya dengan positif. Misalnya, jika orang tua mengatakan, “Saya butuh ketenangan agar dapat menyetir mobil,” anak mempelajari apa yang harus dilakukan agar dapat membantu hal ini.


Sumber:
"The Process of Parenting" oleh Jane Brooks (2011).


Bandung, 17 Maret 2014
21:59 waktu laptopku

_Vani_

No comments:

Post a Comment