Wednesday, March 12, 2014

Karakteristik Individu dengan “Severe” Intellectual Disability

Individu dengan level moderate, severe, dan profound diberikan label “severe” dalam buku Mental Retardation oleh Beirne-Smith et al (2006). Beberapa individu yang berada pada level ini dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan kemandirian yang besar. Sementara itu, beberapa individu lain memerlukan bantuan di semua area, termasuk makan, toileting, dan mengubah posisi. Namun, secara keseluruhan, ketidakmampuan mereka dapat diperhatikan dengan mudah dan mereka memerlukan bantuan yang besar untuk mencapai tujuan mereka. Terkadang, sulit untuk menentukan tujuan mereka.

a.       Speech and Language Characteristics
Meskipun masalahnya seringkali dikelompokkan bersama, namun speech dan language disorder adalah fenomena yang berbeda yang dapat muncul bersamaan atau secara terpisah. Speech disorder terjadi jika suara tidak ada atau terganggu, atau pembicara tidak dapat dipahami dengan mudah. Language disorder dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu receptive dan expressive. Masalah receptive diindikasikan ketika seseorang tidak dapat memahami, atau decode, aturan bahasa. Masalah expressive terjadi ketika seseorang tidak dapat menggunakan aturan bahasa dengan baik untuk membagi pengalamannya. (Paul-Brown & Diggs, 1993 dalam Beirne-Smith et al, 2006).
·      Biasanya perkembangan bahasa pada individu dengan “severe”intellectual disability terlambat atau terganggu. Tingkat speech/language disorder pada kelompok ini diperkirakan sebanyak 90% (National Institute of Neurological Disorder and Stroke, 1988 dalam Beirne-Smith et al, 2006).
·      Tingkat keterampilan bahasa sangat bervariasi, mulai dari tingkah laku langsung yang mengungkapkan keinginan dan kebutuhan individu, gesturing, sampai lancar secara verbal (Mar & Sall, 1999 dalam Beirne-Smith et al, 2006).
·      Orang-orang dengan tingkat intellectual disability yang lebih berat, kemungkinan besar menggunakan pendekatan praktis untuk berkomunikasi. Artinya, komunikasi lebih mungkin terjadi ketika ia ingin mengakses objek tertentu atau ketika meminta bantuan. Fungsi yang lebih bersifat sosial, seperti mengomentari lingkungan atau bertanya mengenai well-being orang lain, lebih jarang dilakukan (McLean, Brady, McLean, & Behrens, 1999; McLean & Snyder-McLean, 1991 dalam Beirne-Smith et al, 2006).

b.      Karakteristik Fisik
·      Rentang kemampuan motorik individu dengan “severe” intellectual disability sangat lebar, mulai dari sangat atletik sampai hampir tidak bisa bergerak.
·      Karena keterbatasannya, mereka juga seringkali tidak dapat mengkomunikasikan sakit atau ketidaknyamanan fisik yang mereka rasakan.

c.       Functional Characteristics
·      Individu dengan “severe” intellectual disability seringkali memiliki lebih dari satu ketidakmampuan dan seringkali memiliki karakteristik fisik yang menarik perhatian.
·      Mereka lambat mempelajari keterampilan baru dan memiliki kesulitan untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam satu konteks ke dalam konteks yang lain.
·      Mereka seringkali memiliki keterampilan komunikasi yang terbatas, dan terkadang memperlihatkan tingkah laku bermasalah.
·      Meskipun begitu, mereka dapat membentuk hubungan berdasarkan cinta, kesenangan, dan persamaan ketertarikan (Heward, 2002 dalam Beirne-Smith et al, 2006).

d.      Karakteristik Perilaku Dan Emosi
·      Kemungkinan besar, mereka membutuhkan bantuan untuk memperoleh keterampilan baru, mengaplikasikan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru, dan mengkomunikasikan keinginan, kebutuhan, pemikiran, dan perasaan mereka. (Hewad, 2002 dalam Beirne-Smith et al, 2006).

·      Terkadang mengembangkan perilaku sulit (difficult behaviors), seperti agresi dan self-injury, sebagaimana self-stimulatory behaviors, seperti mengayun-ayun secara terus menerus dan hand flapping. Perilaku-perilaku tersebut sangat berhubungan dengan latihan dan lingkungan (Luiselli & Cameron, 1998 dalam Beirne-Smith et al, 2006).


Sumber:
Beirn-Smith, Mary, James R. Patton, & Shannon H. Kim. 2006. Mental Retardaton: An Introduction To Intellectual Disabilities, 7th edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.


Bandung, 12 Maret 2014
22:48 waktu laptopku

_Vani_

No comments:

Post a Comment