a.
Speech and Language Characteristics
Masalah bicara (speech) dan
bahasa (language) lebih sering
terjadi pada individu dengan intellectual
disability karena kemampuan kognitif dan perkembangan bahasa sangat
berhubungan (Bernstein & Tiegerman, 1993; Warren & Abbeduto, 1992 dalam
Beirne-Smith et al, 2006).
Masalah bicara yang sering ditemui diantaranya kesulitan dalam
artikulasi, suara, dan gagap (Hardman, Drew, & Egan, 1996 dalam
Beirne-Smith et al, 2006). Gangguan bahasa (language
disorders) yang biasanya menyertai intellectual
disability adalah keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan kosa kata
aktif (active vaocabulary) yang
terbatas (Spradlin, 1968 dalam Beirne-Smith et al, 2006).
b.
Atensi
Biasanya, individu yang mengalami keterbelakangan memiliki kesulitan
dengan atensi. Beberapa penelitian menghubungkan kesulitan ini dengan perbedaan
dalan kapasitas memproses informasi (information
processing). Penelitian lain mendeskripsikannya sebagai masalah dalam
konsentrasi atau memori (Beirne-Smith et al, 2006).
Penelitian Zeaman dan House (1963 dalam Beirne-Smith et al, 2006)
menunjukkan bahwa individu yang mengalami intellectual
disability berbeda dengan individu lain dalam selective attention. Mereka kurang mampu mempersepsikan, memilih,
dan mengelompokkan stimulus yang relevan, serta kurang mampu mengabaikan
stimulus yang tidak relevan (Cha, 1992; Cha & Merril, 1994; Eriksen &
Yeh, 1985, dalam Beirne-Smith et al, 2006).
Hasil penelitian mengenai sustained
attention mengindikasikan bahwa individu dengan intellectual disability memperlihatkan penurunan kewaspadaan secara
cepat ketika mengerjakan tugas bila dibandingkan dengan individu yang tidak
mengalami intellectual disability (Tomporowsky
7 Simpson, 1990 dalam Beirne-Smith et al, 2006). Para peneliti menyimpulkan
bahwa perbedaan ini berhubungan dengan perbedaan dalam kemampuan memproses
informasi (Tomporowsky & Hager, 1992 dalam Beirne-Smith et al, 2006).
c.
Observational Learning
Observational learning adalah belajar melalui demonstrasi yang dilakukan
oleh orang lain. Termasuk ke dalam observational
learning diantaranya modeling,
initation, dan learning through
imitation. Individu dengan intellectual
disability memiliki kecenderungan untuk diarahkan dari luar atau melihat
pada orang lain untuk mendapatkan cues
(isyarat) atau arahan dalam menyelesaikan masalah (problem solving) (Turnure & Zigler, 1964 dalam Beirne-Smith et
al, 2006). Hal ini mengindikasikan bahwa modeling
dapat digunakan secara efektif untuk mempelajari atau mengubah perilaku.
Beirn-Smith,
Mary, James R. Patton, & Shannon H. Kim. 2006. Mental Retardaton: An Introduction To Intellectual Disabilities, 7th
edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Bandung, 12 Maret 2014
22:44 waktu laptopku
_Vani_
No comments:
Post a Comment