Mendengarkan aktif merupakan istilah Thomas Gordon (dalam Books, 2011)
untuk apa yang dilakukan orang tua ketika merkea mereflieksikan perasaan anak
mereka.
Orang tua mendengar pernyataan anak, memerhatikan perasaan yang
ditunjukkan, dan kemudian membuat respons yang serupa dengan pernyataan anak.
Berikut contoh dari Gordon (dalam Books, 2011) mengenai mendengar
aktif:
Anak : Aku tidak mau datang ke pesta
ulang tahun Bobby besok.
Orang tua :
Sepertinya kamu dan Bobby mungkin sedang bermasalah.
Anak :
Aku benci dia. Dia tidak adil.
Orang tua :
Kamu benar-benar membencinya karena merasa dia tidak adil.
Anak : Ya. Dia tidak mau memainkan apa yang aku ingin mainkan.
Jika orang tua merespon dengan tepat, anak meresponsnya dengan
positif. Jika interpretasi orang tua salah, anak menunjukkan dan dapat
memperbaiki kesalahan interpretasi itu dengan menjelaskan perasaannya dengan
lebih detil. Orang tua dapat meneruskan mendengar aktif untuk memahami apa yang
sedang terjadi pada anak.
Mendengar aktif memiliki banyak manfaat, diantaranya.
1. Membantu anak menunjukkan perasaannya dengan
cara yang langsung dan efektif.
Ketika perasaan
ditunjukkan dan orang tua menerimanya, anak merasa dipahami dan belajar bahwa
mereka sama seperti orang lain.
2. Saat perasaan ditunjukkan, orang tua dan anak
belajar bersama-sama bahwa masalah yang nyata bukanlah masalah pokok atau
masalah sesuangguhnya.
Seperti kebanyakan
kita, anak menggunakan pembelaan diri dan kadang mulai dengan menyalahkan
temannya, orang uta, atau lingkungan sekitar atas apa yang mereka rasakan. Saat
orang tua berfokus pada perasaan ini, anak secara bertahap mengenali masalah
utamanya dan mencari apa yang dapat mereka lakukan.
3. Mendengarkan perasaan anak teradang cukup
menjadi penyelesaian masalah.
Sering kali ketika
kita kesal, sedih, atau marah, kita hanya ingin menunjukkan perasaan kita dan
mendapat respons dari seseorang. Respons ini mengonfirmasi perasaan dan
menganggapnya penting dan sering kali hanya itulah yang kita butuhkan.
Mendengarkan secara aktif membutuhkan daya tahan, kesabaran, dan
komitmen yang kuat untuk memahami kata-kata anak dan memunculkan petunjuk
perilak. Lebih jauh lagi, ada waktu dimana mendengar aktif tidaklah cocok. Jika
anak menanyakan informasi, maka berikanlah informasi. Jika anak tidak ingin
membicarakan perasaannya, hormatilah hak pribadi anak dan jangan memaksa. Begitu
pula jika mendengar aktif dan dialog sudah terjadi sejauh yang diinginkan anak,
maka orang tua harus menyadari saat untuk berhenti.
Sumber:
"The Process of Parenting" oleh Jane Brooks (2011).
Bandung, 17 Maret 2014
21:27 waktu laptopku
_Vani_
No comments:
Post a Comment